Aku dan Seseorang yang Seringkali Membuatku Menangis
Kenangan
Merindukan saat2 praktikum ekologi di tempat ini :')
Mencari spesies imut, Planaria sp. dan akhirnya bisa memegang sang indikator pencemaran air ini,,, subhanallaah. . .
dilanjutkan masuk ke hutan dan membuat plot untuk praktikum Distribusi bersama dosen pembimbing paling kece, Bu Upiek ^_^
Jejak Pelangi: Gadis Yang Tak Mencuri Hatiku
Jejak Pelangi: Gadis Yang Tak Mencuri Hatiku: Siapakah aku, sehingga diriku pantas diperebutkan? Aku adalah kehormatan. Aku adalah kecemburuan yang bersemayam di dada setiap muslim yang...
KEBANYAKAN MANUSIA TERJATUH DALAM KESESATAN DAN SEMUA KEMAKSIATAN DISEBABKAN TEMAN DEKATNYA
Diriwayatkan Abdurrozak bin Abdu bin Hamid dalam tafsir keduanya dan selain keduanya,
"dua mukmin yang bersaudara dan dua Kafir yang bersaudara,
...
Telah meninggal seorang mukmin dan dikabarkan masuk surga,
maka ia menceritakan saudaranya,
"Ya Alloh sesungguhnya saudaraku fulan dulu telah mengajakku untuk ta'at kepada-Mu dan ta'at kepada rosul-Mu,
dan mengajakku dalam kebaikan, dan melarangku dari kejelekan dan mengabarkanku sesungguhnya aku akan berjumpa dengan-Mu,
Ya Alloh jangan sesatkan dia setelah meninggalku sampai Engkau melihatnya apa yang Engkau lihat dariku dan Engkau meridho'inya seperti Engkau meridho'iku,"
KHUTBAH IBLIS YANG SANGAT MENYENTUH HATI…
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata ...:
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ، قَامَ إِبْلِيْسُ خَطِيْبًا عَلَى مِنْبَرٍ مِنْ نَارٍ ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ
"Tatkala hari kiamat Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api lalu berkhutbah seraya berkata, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya…" (Tafsiir At-Thobari 16/563)
Fakta Ilmiah dari Al Quran Yang Kebenarannya Telah Terbukti
Jaques Yves Cousteau, seorang Oceanografer berkebangsaan Prancis, menemukan pertemuan dua lautan (pertemuan Samudra Atlantik dan Mediterania) yang tidak bercampur satu sama lain. Menurutnya, fenomena aneh ini seolah ada dinding yang membatasi kedua aliran air tersebut. Seorang muslim menjelaskan kepada Cousteau bahwa ...fenomena ini sudah dijelaskan dalam Al Quran pada zaman dahulu.
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampui masing-masing." (QS Ar-Rahman: 19-20).
"Dan Dialah (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang satu tawar dan segar dan yang lainnya asin. Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus," (QS Al Furqan: 53).
MOTIVASI DALAM MENUNTUT ILMU
■ Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu mengatakan:
"Mengulangi ilmu (muroja'ah) sebagian malam lebih aku cintai dari pada menghidupkan malam itu seluruhnya (dengan ibadah sholat)."
■ Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu mengatakan:
"Duduk sesaat hingga aku memahami ilmu agama lebih aku cintai dari pada menghidupkan semalam suntuk (dengan beribadah)."
■ Imam an-Nawawi ra...himahullah bertutur:
"Tidak ada amalan setelah ibadah fardu yang lebih utama dari pada menuntut ilmu."
■ Muthorrof -murid Imam Malik bin Anas- rahimahumallah berkata:
"Keutamaan ilmu lebih menakjubkan bagiku dari pada keutamaan beribadah."
■ al-Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah mengatakan:
"Orang yang diberi ilmu itu banyak, namun orang yang diberi hikmah itu sedikit, maka berharaplah hikmah dari menuntut ilmu, sebab siapa yang diberi hikmah maka ia telah diberi kebaikan yang melimpah."
(al-Mulim fi al-Aqwal al-Musyawwaqah li Tholibil-'ilmi karya Dr. Muh. Fahd al-Wad'an, hal. 14-15)
Diampuni Dosa karena Bersih dari Syirik
Di antara keutamaan orang yang mati dan bersih dari syirik adalah jika ia membawa dosa yang begitu banyak, maka itu bisa terhapus atau diampuni karena ketauhidan yang ia miliki. Jadi, syaratnya adalah asalkan ia bersih dari syirik. Inilah yang menunjukkan rahmat Allah bagi setiap hamba-Nya yang bertauhid dan bersih dari syirik.
Dalam hadits qudsi dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman:
Makna Hadits
Walau seseorang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia memenuhi syarat -walau terasa berat- yaitu berjumpa Allah dalam keadaan bersih dari dosa syirik, maka ia akan meraih ampunan. Syarat yang dimaksud adalah bersih dari syirik yang banyak atau pun yang sedikit, begitu pula selamat dari syirik yang kecil maupun yang besar.Seseorang tidak bisa selamat dari syirik tersebut melainkan dengan keselamatan dari yang Allah berikan, yaitu menghadap Allah dalam keadaan hati yang bersih (selamat). Sebagaimana AllahTa’ala berfirman,
Syaikh Sulaiman bin ‘Abdullah bin Muhammad At Tamimi berkata, “Hadits di atas menunjukkan pahala yang besar dari tauhid, juga menunjukkan luasnya karunia Allah. Karena dalam hadits dijanjikan bahwa siapa di antara hamba yang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia mati di atas tauhid, maka ia akan mendapatkan ampunan terhadap dosa sepenuh itu pula.” (Taisir Al ‘Azizil Hamid, 1: 248).
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Mentauhidkan Allah (tidak berbuat syirik, -pen) adalah sebab utama mendapatkan ampunan. Siapa yang tidak mentauhidkan Allah (terjerumus dalam kesyirikan dan tidak bertaubat sampai mati, -pen), maka ia akan luput dari ampunan Allah.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 416)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Syirik itu ada dua macam, yaitu syirik besar dan syirik kecil. Siapa yang bersih dari kedua syirik tersebut, maka ia pasti masuk surga. Siapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik besar, maka ia pasti masuk neraka. Barangsiapa yang mati dalam keadaan bersih dari syirik besar, namun masih memiliki syirik kecil dan punya kebaikan lainnya yang mengalahkan dosa-dosanya, maka ia masuk surga. Karena kebaikan bisa saja mengalahkan syirik kecil yang sedikit. Sedangkan jika ia bebas dari syirik besar akan tetapi ia masih memiliki syirik kecil yang banyak sehingga kejelekannya mengalahkan timbangan kebaikan, maka ia masuk neraka. Intinya, syirik itu membuat hamba itu disiksa, baik itu syirik besar maupun syirik kecil. Namun jika syiriknya adalah syirik kecil dan jumlahnya sedikit dan keikhlasan dia bisa mengalahkan dosa syirik kecil tersebut, maka ia tidak disiksa.” (Dinukil dari Taisirul ‘Azizil Hamid, 1: 247).
Sanggahan untuk Khawarij dan Mu’tazilah
Hadits di atas juga berisi bantahan terhadap Khawarij yang mengkafirkan seorang muslim karena dosa besar. Begitu pula hadits tersebut sekaligus bantahan pada Mu’tazilah yang berpendapat bahwa orang fasik (gemar maksiat) berada dalam ‘manzilah baina manzilatain’ (di antara dua keadaan), yaitu bukan mukmin dan bukan pula kafir, namun kelak ia akan kekal dalam neraka. Yang benar adalah yang menjadi akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yaitu orang fasik tidaklah disematkan iman pada dirinya secara mutlak, begitu pula tidak dihilangkan secara mutlak, namun orang fasik dikatakan mukmin namun kurang imannya atau disebut mukmin namun ahli maksiat, atau bisa disebut pula mukmin dengan imannya dan fasik dengan dosa besar yang ia perbuat.Laa Ilaha illallah Tidak Cukup di Lisan
Jika kita menggabungkan beberapa hadits dengan hadits yang kita kaji saat ini, maka kita bisa tarik pelajaran penting bahwa laa ilaha illallah tidak cukup di lisan. Namun laa ilaha illalah harus pula disertai dengan menjalankan konsekuensinya, yaitu meninggalkan kesyirikan atau tradisi syirik.Inilah yang kita pahami dari dua hadits berikut ini:
- Hadits muttafaqun ‘alaih, dari ‘Itban bin Malik bin ‘Amr bin Al ‘Ajlan Al Anshori, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
“Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah” (HR. Bukhari no. 425 dan Muslim no. 33). - Hadits dari ‘Ubadah bin Ash Shomit, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ ، أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ ، وَرُوحٌ مِنْهُ ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ
“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya; begitu juga bersaksi bahwa ‘Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, serta kalimat-Nya (yaitu Allah menciptakan Isa dengan kalimat ‘kun’, -pen) yang disampaikan pada Maryam dan ruh dari-Nya; juga bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya; maka Allah akan memasukkan-Nya dalam surga apa pun amalnya.” (HR. Bukhari no. 3435 dan Muslim no. 28)
Semoga kita dapat berjumpa dengan Allah dalam keadaan hati yang bersih dari syirik. Hanya Allah yang memberi taufik.
—
@ Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, 5 Jumadal Ula 1434 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
Dan engkau akan mengerti ketika Alloh membuka tabir yang selama ini Dia tutupi.
Engkau akan semakin mensyukuri setiap apa yang ditakdirkan Alloh untukmu.
Lalu pantaskah engkau berburuk sangka pada Rabb yang Maha Adil?
Keep istiqomah ^^
Yang Selalu bisa Diandalkan
kau seharusnya sudah tau...
sudah paham benar tentang ini,
tapi kadang mungkin terlupa....
di saat kita terjepit, di saat seolah tak ada harapan dan ketika semua seolah mencekik..
seakan semua menjauh , keadaan membuat sesak
tapi satu hal... slalu ada yang bisa diandalkan...
-Alloh Yang Maha Kuasa-
Mintalah pada Nya....
Mengemislah....
Lalu bertawakalllah hanya pada Allohu Rabbi...........
Uwais Al Qorni
Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb; Telah menceritakan kepada kami Hasyim bin Al Qasim; Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Al Mughirah; Telah menceritakan kepadaku Sa'id Al Jurairi dari Abu Nadhrah dari Usair bin Jabir bahwa penduduk Kufah mengutus beberapa utusan kepada Umar bin Khaththab, dan di antara mereka ada seseorang yang biasa mencela Uwais. Maka Umar berkata; "Apakah di sini ada yang berasal dari Qaran. Lalu orang itu menghadap Umar. Kemudian Umar berkata: 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Sesungguhnya akan datang kepadamu seorang laki-laki dari Yaman yang biasa dipanggil dengan Uwais. Dia tinggal di Yaman bersama Ibunya. Dahulu pada kulitnya ada penyakit belang (berwarna putih). Lalu dia berdo'a kepada Allah, dan Allahpun menghilangkan penyakit itu, kecuali tinggal sebesar uang dinar atau dirham saja. Barang siapa di antara kalian yang menemuinya, maka mintalah kepadanya untuk memohonkan ampun kepada Allah untuk kalian." Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Muhammad bin Al Mutsanna keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami 'Affan bin Muslim; Telah menceritakan kepada kami Hammad yaitu Ibnu Salamah dari Sa'id Al Jurairi melalui jalur ini dari 'Umar bin Al Khaththab dia berkata; Sungguh aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik tabi'in, adalah seorang laki-laki yang dibiasa dipanggil Uwais, dia memiliki ibu, dan dulu dia memiliki penyakit belang ditubuhnya. Carilah ia, dan mintalah kepadanya agar memohonkan ampun untuk kalian. - HR MUslim No. Hadist: 4612
Nasehat
Dek, apa kamu mau meraih ridha Allah dengan cara yg tidak diridhai Allah?
Pacaran bukan hal yg diridhai.
Coba buka lagi Al -isra' : 32.
Jangan dekati zina karna sungguh zina itu adl jalan yg buruk dek,
Bersabarlah,
hanya ada 2 pilihan.
Menikahinya atau melepaskannya untuk orang lain jika kamu blm siap.
Sudah cuma itu aja.
Gk ada acara saling nunggu janjian mau nikah tapi bertaun2 nunggunya. Aduh, itu malah bikin ketawa2 setan karna banyak jalan untuk menjerumuskanmu dek,
Jangan menjual agamamu dg harga yg teramat murah itu,
karna hanya surganya Allah harga yg sepadan.
Bersabarlah dalam ketaatan pada Allah ya dek, *lalu mbrebes
bertawakalah pda Allah, karna Allah gk mungkin mengingkari janji Nya untuk hamba Nya yg taat.
Orang baik untuk orang baik, maka jadilah yg baik insyaAlloh Alloh akan memberi yg terbaik :')
Seperti itulah,
cukup menentukan suatu tujuan dan selanjutnya berjuang dengan maksimal.
Lalu bahagiamu kan kau temukan :')
Saya paham, tau tentang hal itu akan membuat pilu. .
Tapi apalah,
Hanya mampu bertawakal pada Alloh,Rabbi.
Berbahagialah dengan pilihanmu,
04 oktober 2013
Semacam dihantui sama laporan Variasi, Sidik jari dan Termoregulasi =='
*berharap ada semangat yg mulai berkecambah :-x
Subhanallaah,
pukul 12.52 am, masih lembur nulis laporan ini. . .
Semangat-semangat !
Gak tidur lagi.
Resiko mahasiswa praktikan yg mengandalkan SKS.
Harus bisa berubah :3
=D :D =D
Cukup ! Aku yang Salah
Setitik harapan semu.
Aku masih menyimpannya. .
Disini,
di sebuah bilik yg pernah kau singgahi,
entah akan menjadi benih ataukah menghilang tergerus arus kehidupan,
tapi kau pernah disini.
Walau tak pernah ku memilikimu.
Dulu atau pun saat ini,
semua semu.
Aku tau itu.
Cukup. Karna aku yg salah.
Tentang rindu
Aku tak ingin merindukannya. .sama sekali tak ingin,
namun bahkan setelah aku tau dia tersenyum bersama orang lain tak surut membuatku merindukannya.
Biarlah,
aku hanya takut jika Rabb ku murka.
Bahagiaku akan ku temukan saatnya nanti dg naungan ridha Ilahi.
~semoga.
: Resep Pie Buah ::
250 gr tepung terigu
125 gr mentega...
50 gr gula halus
1 btr kuning telur
Bahan Krim / Fla Kue Pie Buah :
150 gr gula pasir
30 gr tepung terigu
25 gr tepung maizena
500 ml susu segar
5 btr kuning telur
1 batang vanili
1 sdt perasa vanili
1 sdt rhum (gunakan bahan pengganti rhum (dalam fungsi melembabkan) bisa dengan membuat Simple Syrup
KUPU KUPU
Tetapi orang mengetahui betapa indah sayapnya,
Seperti juga engkau tak pernah tahu indahnya dirimu..........
Tetapi Alloh mengetahui betapa istimewanya dirimu
Ketika engkau memegang teguh syariat-Nya ....
Ketika engkau ridho atas takdir-Nya...
Ketika dirimu tersenyum menerima ujian ...
Dan dirimu selalu tegar dalam pendirian ....
Maka saat itulah engkau menjadi hamba terindah di mata-Nya
Semoga dirimu, diriku dan kita semua menjadi terpilih oleh-Nya
Via: Majalah Qiblati |
Tahu Crispy asam manis
Bahan :
1 telur
100g tepung sagu
2 sdm air
minyak untuk menggoreng...
1 blok tahu
1 sendok makan merica sechuan atau merica putih utuh
5 siung bawang putih, cincang halus
2,5 cm sepotong jahe segar, kupas dan parut
2 cabe merah, buang biji dan cincang halus
1 sendok makan air jeruk nipis
2 daun bawang, cincang
1 genggam ketumbar segar, cincang halus
Do'a
Amar ma'ruf Nahi munkar
Sebagaimana perkataan Waraqah bin Naufal kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بِمَا جِئْتَ بِهِ إِلاَّ عُوْدِيَ
"Tidak ada seorang pun yang datang dengan mengemban ajaranmu... kecuali akan dimusuhi." [HR. Bukhari (no. 7) dan Muslim (no. 160)]
Namun demikian, hal ini tidak menjadikan hamba-hamba Allah Ta'ala yang menyeru kepada kebaikan dan melarang dari yang munkar berhenti dari memberikan peringatan.
Allah Ta'ala berfirman:
وَذَكِّرْ فَإِنَّ ٱلذِّكْرَىٰ تَنفَعُ ٱلْمُؤْمِنِينَ
"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya PERINGATAN ITU BERMANFAAT BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN." (Adz-Dzaariyaat: 55)
Kumbang dan mawar kuncup
Hinggap di antara duri yg menemani mawar. .Mencoba menemukan sebuah harapan, menunggu dan setia menanti,
namun sayang sekali. .
Mawar tetap terdiam, tetap menguncup kokoh,
sang kumbang yang menanti menatap kuncup mawar itu berharap mawar mekar untuknya,
lagi-lagi malang,
memang sang kumbang datang di saat waktu yang tak tepat.
Mawar yang kuncup tak kan memberikan nektar manis dan keindahannya pada sang kumbang.
Lalu kumbang pun terbang, pergi menjauh mencari mawar lain yang telah mekar.
Abu Bakar dan Umar Berlomba Dalam Kebaikan
Ada sebuah kisah yang terjadi pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu. Pada saat itu Umar mengawasi apa yang dilakukan oleh Abu Bakar. Lalu dia melakukan dua kali lipatnya sehingga dia mendapatkan kebaikan dan berbuat lebih dari Abu Bakar dalam hal kebaikan.
*Bicara Baik
*Bicara Baik
Ribuan tahun lalu, kita telah dinasehati: bicaralah yang baik, atau
diam (kalau kalian tdk tahu dari siapa muasal nasehat ini, maka
bergegaslah membaca banyak buku, bukan menghabiskan waktu tdk jelas).
Itu nasehat yang sangat relevan hingga kapan pun, bahkan besok lusa.
Karena hari ini, dengan teknologi informasi yang berkembang menakjubkan,
dan semua orang merasa punya kesempatan bicara apapun, termasuk
menulisi dinding rumah maya seorang presiden sekalipun, masalah ini
semakin kacau balau.
Bicaralah yang baik atau diam. Apa itu
yang baik? Banyak definisinya, banyak penjelasannya, tapi secara umum,
satu maksud dan tujuannya.
Ada orang yang mendefinisikannya
(kasus yg sangat istimewa) lewat dia memutuskan bicara hanya untuk
menyebut ayat2 Al Qur'an--tidak utk yg lain. Jadi kalau kita mengajak
dia mengobrol, dia akan menjawab dengan kalimat dalam Al Qur'an, ada
kisahnya orang ini. Hebat sekali. Dan percakapan itu tetap nyambung,
nyaman, dan efektif. Karena kalimat dalam Al Qur'an lebih dari cukup sbg
bahan percakapan. Dan dia jelas tidak akan bicara hal2 yg tdk penting,
karena hal2 sepele bisa diselesaikan tanpa harus mengeluarkan sepotong
kata pun.
Tapi kita tidak se-level dgn beginian, bukan soal
menghafal Al Qur'annya hingga kita bisa punya kosa kalimat yg banyak sbg
bahan percakapan--itu terlalu sulit buat sebagian besar orang. Tapi
lebih karena sejak kecil kita terlanjur suka bicara apapun. Hal2 yang
sepele sekalipun kita komentari, kita bicarakan, hal2 yg sudah tahu sama
tahu, kita ributkan, padahal sama saja yang diributkan.
Apa
itu bicara baik. Silahkan membuka buku2 yang membahas hal tersebut jika
ingin tahu lebih komprehensif. Banyak bukunya. Catatan ini hanya
disiapkan untuk menjelaskan simpel dari kaca mata yg berbeda. Maka, apa
itu bicara yang baik, menurut hemat saya ada tiga level saat orang
memutuskan bicara/menulis baik:
1. Menghibur atau menemani
2. Bermanfaat
3. Menginspirasi
Level paling rendah adalah menghibur atau menemani. Banyak contohnya,
kita bisa menghibur atau menemani orang lain lewat mengobrol/tulisan.
Level kedua bermanfaat, jadi tdk hanya menghibur dan menemani, tapi juga
bisa memberikan pengetahuan baru, informasi baru, pun kesempatan baru.
Dan level tertinggi adalah menginspirasi, ketika tulisan atau percakapan
kita tidak hanya memenuhi level satu dan duanya, tapi sekaligus
berhasil menggugah orang lain agar lebih baik.
Nah, sebaliknya, ada tiga level juga apa itu yang disebut bicara/menulis buruk:
1. Sia-sia, bicara kosong
2. Mengganggu dan menyakiti
3. Menyesatkan dan merusak
Mutiara Generasi Terbaik
#Takut Akan Syahwat #
“Abu Hurairah pernah berkata pada akhir-akhir usianya,”Ya Allah aku berlindung kepadamu dari melakukan zina dan dosa-dosa besar lainnya”. Kemudian dikatakan kepadanya, “Apakah engkau masih takut zina padahal engkau sudah tua dan sudah terputus syahwatmu?”. Beliau mengatakan, “Bagaimana aku bisa merasa aman, padahal iblis masih hidup?””
=====================================
Muhammad ibnu Sirin rahimahullah mengatakan,
“Saya tidak pernah dengki kepada orang lain dalam perkara dunia, karena apabila dia ditetapkan sebagai ahli jannah, bagaimana bisa saya mendengkinya dalam perkara dunia, sementara dia berjalan menuju jannah. Sebaliknya, jika dia adalah ahli naar, bagaimana bisa saya dengki kepadanya dalam perkara dunia, sementara dia berjalan menuju naar” [Muktashar Minhajul Qashidin 177].
=========================================
Dari Al-Agharr Al-Muzany radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh kadang terasa mendung hatiku, dan saya (pun) membaca istighfar (memohon pengampunan Allah) dalam sehari sebanyak seratus kali.”
[Diriwayatkan oleh Muslim]
======================================
"Sebagian orang cinta kebaikan dan istiqomah, akan tetapi ia hanya tinggal di lautan angan-angan... Ia berharap istiqomah tanpa beramal...
Angan-angan semata tanpa disertai amalan tidak akan bermanfaat bagi seseorang
Ibnul Qoyyim berkata ;
المتمنى من أعجز الناس وأفلسهم، فإن التمنى رأس أموال المفاليس
"Seorang tukang berangan-angan adalah manusia yang paling tidak mampu dan paling merugi, karena angan-angan adalah modalnya orang-orang yang bangkrut"
(Dari tweet Sykh Sa'ad Al-Khotslaan)
Bahaya Menyembunyikan Ilmu
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال مثل الذي يتعلم العلم ثم لا يحدث به كمثل الذي يكنز الكنز فلا ينفق منه
Dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Perumpamaan orang yang mempelajari ilmu kemudian tidak menyampaikannya adalah seperti orang yang menyimpan harta namun tidak menafkahkannya darinya (membayarkan zakatnya)” [Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraniy dalam Al-Ausath no. 689; shahih – lihat Ash-Shahiihah no. 3479].
Dalam hadist yang lain :
عن أبي هريرة قال : قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: "من سئل عن علمٍ فكتمه ألجمه اللّه بلجام من نارٍ يوم القيامة".
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang ditanya tentang satu ilmu lalu menyembunyikannya, niscaya Allah akan mengikatnya dengan tali kekang dari api neraka di hari kiamat kelak”
[Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 3658, At-Tirmidziy no. 2649, Ath-Thayalisiy no. 2534, Ibnu Abi Syaibah 9/55, Ahmad 2/263 & 305 & 344 & 353 & 499 & 508, Ibnu Maajah no. 261, Ibnu Hibbaan no. 95, Al-Haakim 1/101, Al-Baghawiy no. 140, dan yang lainnya; shahih].
✔ Ketika dirimu ditanya tentang sesuatu yang TIDAK ENGKAU KETAHUI maka ucapkanlah Wallahu A'lam
عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه قال: (يا بردها على الكبد!! أن تقول لما لا تعلم الله أعلم
Artinya: “Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: ” Sungguh sangat sejuk di dalam hati…ketika kamu mengatakan sesuatu yang kamu tidak ketahui: “Allah a’lam (Allah lebih mengetahui)”.
[Riwayat shahih oleh Ad-Darimi (1/175,176), Ibnu Asakir di dalam kitab Tarikh Dimasyq (42/510) dan al-Khathib di dalam kitab al-Faqih wa al-Mutafaqqih (2/362) dari riwayat ‘Atha’ ni as-saib dari Abul Bakhtari dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu]
Anak Kecil Yang Takut Kepada Allah
Abu Yazid berkata pada anaknya, “Tidurlah wahai anakku, malam masih panjang.”
Anaknya menjawab, “Lalu mengapa ayah shalat?”
Abu Yazid mengatakan, “Anakku, aku memang dituntut untuk shalat malam.”
Anaknya malah menjawab dengan hafalan ayat Alquran yang ia hafal, “Aku telah menghafal sebagian firman Allah yang berbunyi ‘Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa kamu berdiri shalat kurang dari dua pertiga malam atau seperdua malam atau sepertiganya dan demikian pula segolongan orang-orang yang bersama kamu (Nabi)’. Lalu siapa orang-orang yang berdiri shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Abu Yazid menjawab, “Tentu saja para sahabat beliau.”
Istri Sholihah (Zainab binti Judair, Istri Syuraih Al-Qodli)
Suatu hari Syuraih Al-Qodhi (sang hakim) bertemu dengan Asy-Sy'abi, maka Asy-Sya'bi bertanya kepadanya tentang kondisinya di rumahnya. Maka Syuraih berkata : "Semenjak 20 tahun akan tidak pernah melihat sesuatu perkara dari istriku yang membuatku marah".
Asy-Sya'bi berkata : "Kok bisa demikian?"
Syuraih berkata : "Sejak malam pert...ama pernikahan aku menemui istriku maka aku melihat pada dirinya kecantikan yang sangat menggoda, kemolekan yang langka, maka aku berkata dala diriku, "Aku akan berwudhu dan sholat dua raka'at, untuk bersyukur kepada Allah". Tatkala aku salam dari sholatku ternyata aku dapati istri menjadi makmum di belakangku. Tatkala aku menoleh kembali ternyata ia telah berada di atas tempat tidur. Lalu akupun mengulurkan tanganku kepadanya. Ia berkata, "Sebentar, tetaplah di posisimu wahai Abu Umayyah (kunyah panggilan Syuraih)", lalu ia berkata, "Segala puji bagi Allah, aku menyanjungNya, dan aku memohon pertolonganNya, serta aku bersholawat kepada Muhammad dan keluarganya, kemudian dari pada itu :
Sesungguhnya akku adalah seorang wanita asing yang tidak mengetahui tentang akhlakmu, maka tolong jelaskanlah kepadaku apa yang engkau sukai agar aku bisa kerjakan dan apa yang engkau benci untuk aku jauhi". Lalu ia berkata, "Sesungguhnya ada pada kaum-mu wanita yang bisa engkau nikahi, dan pada kaumku ada lelaki yang sekufu (setara) denganku (yang bisa menikahiku), akan tetapi jika Allah telah memutuskan keputusanNya maka yang terjadi adalah keputusanNya. Engkau telah memiliki diriku, maka lakukanlah apa yang Allah perintahkan kepadamu, (yaitu) menjalani pernikahan dengan pergaulan yang baik atau menceraikan dengan cara yang baik. Demikianlah apa yang aku haturkan kepadamu, dan memohon ampunan dari Allah untuk diriku dan untukmu"
Syuraih berkata, "Maka-demi Allah wahai Asy-Sya'bi-, istriku menjadikan aku akhirnya untuk berkhutbah pada saat itu. Maka aku berkata :
"Segala puji bagi Allah, aku menyanjungNya dan memohon pertolonganNya, serta aku bersholawat kepada Muhammad dan keluarganya. Kemudian daripada itu :
Sesungguhnya engkau –wahai istriku- telah mengucapkan suatu perkataan yang jika engkau tegar diatasnya maka merupakan kebaikanmu, akan tetapi jika hanya merupakan pengakuan belaka maka akan menjadi boomerang bagimu. Seungguhnya aku suka ini dan itu, dan aku membenci ini dan itu, maka apa saja kebaikan yang engkau lihat maka sebarkanlah, dan keburukan apa saja yang engkau lihat maka tutuplah".
Istriku berkata, "Bagaimana sikap yang kau sukai dalam kunjungan keluargaku?". Aku berkata, "Aku tidak ingin kunjungan mereka menjadikan aku bosan". Istriku berkata, "Siapa tetanggamu yang engkau sukai untuk masuk di rumahmu agar aku mengizinkannya, dan siapa tetanggamu yang engkau benci ?"
Aku berkata, "Banu Fulan orang-orang yang sholeh, dan banu fulan orang-orang yang buruk"
Syuraih berkata, "Maka malam itu akupun tidur bersamanya dengan malam yang terindah, dan aku hidup bersamanya setahun yang aku tidak melihat sesuatupun darinya kecuali yang aku sukai. Tidaklah datang hari bersamanya kecuali lebih baik dari hari sebelumnya. Tatkala genap setahun aku hidup bersamanya, suatu hari aku baru pulang dari tempat pengadilan (karena Syuraih adalah seorang hakim-pen) tiba-tiba di rumahku ada seorang wanita tua yang memerintah-merintah dan melarang-larang. Maka aku bertanya, "Siapa wanita ini?", maka istriku berkata kepadaku, "Itu adalah ibu istrimu". Lalu ibunya menoleh kepadaku dan bertanya kepadaku, "Bagaimana kau dapati istrimu?". Aku berkata, "Istri yang terbaik". Ibunya berkata, "Wahai Abu Umayyah, jika engkau melihat keraguan pada istrimu maka cambuklah ia !, didiklah ia dengan apa yang kehendaki dan aturlah dia sesuai dengan yang kau kehendaki !" Dan setiap tahun ibunya datang mengunjungi kami dan mengucapkan perkataannya tersebut.
Akupun tinggal bersamanya selama 20 tahun, aku tidak pernah memarahinya sama sekali kecuali hanya sekali, dan sekali itupun akulah yang dzolim/salah kepadanya.
Dan istriku akhirnya meninggal. Sungguh aku berangan-angan agar aku memberikan sebagian umurku untuknya, atau aku dan dia meninggal bersama dalam hari yang sama" (Dirangkum dan digabung-gabungkan dari kitab Ahkaam Al-Qur'an li Ibnil 'Arobi 1/532 dan Ahkaam An-Nisaa' hal 239-240, serta sumber lainnya)
Adakah Sunnah Mandi Hujan-Hujanan?
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, hujan turun membasahi kami (para Sahabat) dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam. Maka Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam membuka bajunya sehingga hujan mengguyur beliau, maka kami bertanya, “Wahai Rasulullah untuk apa engkau berbuat seperti ini?”, beliau menjawab:
Mereka memahaminya dengan termasuk sunnah mandi air hujan kemudian berbasah-bahasan. Yang benar sebagaimana penjelasan ulama bahwa maksud hadits adalah menyentuhkan/meyingkap beberapa anggota badan dengan air hujan ketika pertama kali turun.
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata,
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata,
@Pogung Lor-Yogya, 12 Rajab 1434 H
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Bukti Mengapa Memaknai Syahadat [لا إله إلا الله] Dengan “Tiada Tuhan Selain Allah” Adalah Salah Besar
Mengenal Agama Yang Fitrah
Secara bahasa, fitrah artinya al khilqah yaitu keadaan asal ketika seorang manusia diciptakan oleh Allah (lihat Lisaanul Arab 5/56, Al Qamus Al Muhith 1/881). Dan ketahuilah, yang dimaksud dengan agama yang fitrah ialah Islam. Setiap manusia lahir dalam keadaan berislam, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
“Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani” (HR. Bukhari-Muslim)
Allah Ta’ala berfirman:
أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar Ruum: 30)
Seoang ulama pakar tafsir, Imam Ibnu Katsir, menjelaskan ayat ini: “Maksudnya adalah tegakkan wajahmu dan teruslah berpegang pada apa yang disyariatkan Allah kepadamu, yaitu berupa agama Nabi Ibrahim yang hanif, yang merupakan pedoman hidup bagimu. Yang Allah telah sempurnakan agama ini dengan puncak kesempurnaan. Dengan itu berarti engkau masih berada pada fitrahmu yang salimah (lurus dan benar). Sebagaimana ketika Allah ciptakan para makhluk dalam keadaan itu. Yaitu Allah menciptakan para makhluk dalam keaadan mengenal-Nya, mentauhidkan-Nya dan mengakui tidak ada yang berhak disembah selain Allah” (Tafsir Ibnu Katsir, 6/313)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Islam adalah agama yang fitrah yang pasti akan diterima oleh semua orang yang memiliki fitrah yang salimah”. Artinya orang yang memiliki jiwa yang bersih sebagaimana ketika ia diciptakan pasti akan menerima ajaran-ajaran Islam dengan lapang dada.
Setelah kita paham bahwa sesungguhnya agama yang sesuai dengan fitrah manusia itu adalah agama Islam dan manusia sesungguhnya terlahir dalam keadaan Islam yang murni, maka kini kita perlu ketahui apa itu Islam.
Makna Islam
Allah Ta’ala berfirman:إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam” (QS. Al Imran: 19)
Ia juga berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (QS. Al Imran: 85)
Islam artinya berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk kepada-Nya dalam ketaatan, serta berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya. Karena kesyirikan merupakan aqidah orang Arab sebelum berkembangnya dakwah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Imam Al Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Raja’ Al ‘Atharidi, ia berkata:
كنا نعبد الحجر فإذا وجدنا حجراً هو خير منه ألقيناه وأخذنا الآخر، فإذا لم نجد حجراً جمعنا حثوة من تراب ثم جئنا بالشاة فحلبنا عليه ثم طفنا به
“Dahulu kami menyembah batu. Apabila kami mendapatkan batu yg lebih baik, maka kami melemparkannya dan mengambil yg lain. Apabila kami tidak menemukan batu, kami kumpulkan segenggam tanah, lalu kami bawakan seekor kambing kemudian kami peraskan susu untuknya. Lalu kami thawaf dengannya”
Rahmat Allah, Terhapusnya Dosa Sepenuh Bumi dengan Tauhid
Di antara keutamaan orang yang mati dan bersih dari syirik adalah jika ia membawa dosa yang begitu banyak, maka itu bisa terhapus atau diampuni karena ketauhidan yang ia miliki. Jadi, syaratnya adalah asalkan ia bersih dari syirik. Inilah yang menunjukkan rahmat Allah bagi setiap hamba-Nya yang bertauhid dan bersih dari syirik.
Dalam hadits qudsi dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman:
Makna Hadits
Walau seseorang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia memenuhi syarat -walau terasa berat- yaitu berjumpa Allah dalam keadaan bersih dari dosa syirik, maka ia akan meraih ampunan. Syarat yang dimaksud adalah bersih dari syirik yang banyak atau pun yang sedikit, begitu pula selamat dari syirik yang kecil maupun yang besar.Seseorang tidak bisa selamat dari syirik tersebut melainkan dengan keselamatan dari yang Allah berikan, yaitu menghadap Allah dalam keadaan hati yang bersih (selamat). Sebagaimana AllahTa’ala berfirman,
Syaikh Sulaiman bin ‘Abdullah bin Muhammad At Tamimi berkata, “Hadits di atas menunjukkan pahala yang besar dari tauhid, juga menunjukkan luasnya karunia Allah. Karena dalam hadits dijanjikan bahwa siapa di antara hamba yang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia mati di atas tauhid, maka ia akan mendapatkan ampunan terhadap dosa sepenuh itu pula.” (Taisir Al ‘Azizil Hamid, 1: 248).
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Mentauhidkan Allah (tidak berbuat syirik, -pen) adalah sebab utama mendapatkan ampunan. Siapa yang tidak mentauhidkan Allah (terjerumus dalam kesyirikan dan tidak bertaubat sampai mati, -pen), maka ia akan luput dari ampunan Allah.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 416)
Jangan Bersedih....^^
Disana ada orang lain, mungkin di luar rumahmu, di luar kotamu atau bahkan di luar negaramu; yang mencintaimu dan selalu mendoakan kebaikan untukmu pagi dan petang, sementara engkau tidak mengetahuinya... Bagaimana lagi jika yang mencintaimu itu adalah Allah?
------------------------------
Dekatlah kepada Allah...
Disana ada kehidupan yang indah
yang engkau tidak akan melihatnya sementara engkau jauh dari-Nya,,