Container Icon

Adakah Sunnah Mandi Hujan-Hujanan?

Ada sebagian dari kita yang salah memahami hadits berikut,
عن أنسٍ -رضي الله عنه-، قال: أصابنا ونحن مع رسول الله -صلى اللهُ عليه وسلم- مطرٌ، قال: فحسَر رسول الله -صلى اللهُ عليهِ وسلم- ثوبَه حتى أصابَه مِن المطر، فقلنا: يا رسول الله! لمَ صنعتَ هذا؟ قال: “لأنَّه حديثُ عهدٍ بِربِّه تعالى”

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, hujan turun membasahi kami (para Sahabat) dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam.  Maka Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam membuka bajunya sehingga hujan mengguyur beliau, maka kami bertanya, “Wahai Rasulullah untuk apa engkau berbuat seperti ini?”, beliau menjawab:
لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى
“Karena sesungguhnya hujan ini baru saja Allah ta’āla ciptakan.”[1]

Mereka memahaminya dengan termasuk sunnah mandi air hujan kemudian berbasah-bahasan. Yang benar sebagaimana penjelasan ulama bahwa maksud hadits adalah menyentuhkan/meyingkap beberapa anggota badan dengan air hujan ketika pertama kali turun.
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata,
قال ابن قدامة : ” فصل ويستحب أن يقف في أول المطر ويخرج رحله ليصيبه المطر
“Pasal disunnahkan berdiri (di luar) ketika awal turun hujan dan mengeluarkan pelana (kendaraan) agar mengenai air hujan”[2]
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata,
معنى حسر كشف أي كشف بعض بدنه ومعنى حديث عهد بربه أي بتكوين ربه اياه ومعناه أن المطر رحمة وهي قريبة العهد بخلق الله تعالى لها فيتبرك بها وفي هذا الحديث دليل لقول أصحابنا أنه يستحب عند أول المطر أن يكشف غير عورته ليناله المطر
“Makna membuka bajunya adalah menyibaknya, yaitu menyibak sebagian tubuhnya. Dan makna “baru saja Allah ciptakan” ialah penciptaandari Allah Ta’ala dan maknanya hujan itu adalah rahmat, yakni rahmat yang baru saja Allah ciptakan, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi sallam mengambil barakah (tabarruk) dari hujan tersebut. Dan dalam hadits ini menjadi dalil bagi para Ulama Syafi’iyyah bahwa pada mula turunnya hujan disunnahkan untuk menyibak tubuhnya -selain aurat- sehingga terguyur hujan”[3]

@Pogung Lor-Yogya, 12 Rajab 1434 H
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bukti Mengapa Memaknai Syahadat [لا إله إلا الله] Dengan “Tiada Tuhan Selain Allah” Adalah Salah Besar

Cukup tiga bukti. Kami ingin menyajikannya dengan bahasa yang mudah, karena untuk memahami kenapa makna ini bisa salah besar memerlukan dasar-dasar bahasa Arab. Sedangkan kaum muslimin khususnya di Indonesia, hampir sebagian besar belum memiliki dasar-dasar bahasa Arab yang cukup. Padahal ini adalah masalah yang paling penting yaitu syahadat, tabir pemisah antara Islam dan kekafiran. Dan kesalahan fatal ini sudah tersebar luas, di televisi [saat adzan], di papan jalan-jalan, di buku-buku kurikulum pendidikan agama islam dari TK-perguruan tinggi.
Bukti pertama
Ini bagi mereka yang belum mempelajari bahasa arab. Perlu diketahui, jika mengartikan syahadat dengan “tiada tuhan selain Allah” yaitu khususnya makna rububiyah bahwa,
“Tiada tuhan yang pencipta alam semesta, memberi rezeki dan mengatur alam semesta selain Allah”
Maka Abu Lahab, Abu Jahal dan orang-orang kafir Quraisy juga mengakui hal tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berusaha mendakwahi dan kemudian memerangi mereka.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?” [QS. Az-Zukhruf: 87]
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullah berkata,
أي: ولئن سألت المشركين عن توحيد الربوبية، ومن هو الخالق، لأقروا أنه الله وحده لا شريك له.

“Yaitu, jika engkau [Muhammad] bertanya kepada orang-orang musyrik tentang tauhid rububiyah dan siapakah pencipta, maka sungguh mereka akan mengakui bahwasanya dialah Allah semata dan tiada sekutu baginya.” [Taisir Karimir Rahmah hal. 737, Dar Ibnu Hazm, Beirut, Cet. Ke-1,1424 H]
Silahkan lihat juga surat  Yunus ayat ke-31 dan Al-’Ankabut ayat ke-63.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengenal Agama Yang Fitrah


Secara bahasa, fitrah artinya al khilqah yaitu keadaan asal ketika seorang manusia diciptakan oleh Allah (lihat Lisaanul Arab 5/56, Al Qamus Al Muhith 1/881). Dan ketahuilah, yang dimaksud dengan agama yang fitrah ialah Islam. Setiap manusia lahir dalam keadaan berislam, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani” (HR. Bukhari-Muslim)
Allah Ta’ala berfirman:
أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar Ruum: 30)
Seoang ulama pakar tafsir, Imam Ibnu Katsir, menjelaskan ayat ini: “Maksudnya adalah tegakkan wajahmu dan teruslah berpegang pada apa yang disyariatkan Allah kepadamu, yaitu berupa agama Nabi Ibrahim yang hanif, yang merupakan pedoman hidup bagimu. Yang Allah telah sempurnakan agama ini dengan puncak kesempurnaan. Dengan itu berarti engkau masih berada pada fitrahmu yang salimah (lurus dan benar). Sebagaimana ketika Allah ciptakan para makhluk dalam keadaan itu. Yaitu Allah menciptakan para makhluk dalam keaadan mengenal-Nya, mentauhidkan-Nya dan mengakui tidak ada yang berhak disembah selain Allah” (Tafsir Ibnu Katsir, 6/313)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Islam adalah agama yang fitrah yang pasti akan diterima oleh semua orang yang memiliki fitrah yang salimah”. Artinya orang yang memiliki jiwa yang bersih sebagaimana ketika ia diciptakan pasti akan menerima ajaran-ajaran Islam dengan lapang dada.
Setelah kita paham bahwa sesungguhnya agama yang sesuai dengan fitrah manusia itu adalah agama Islam dan manusia sesungguhnya terlahir dalam keadaan Islam yang murni, maka kini kita perlu ketahui apa itu Islam.

Makna Islam

Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلامُ
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam” (QS. Al Imran: 19)
Ia juga berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (QS. Al Imran: 85)
Islam artinya berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk kepada-Nya dalam ketaatan, serta berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya. Karena kesyirikan merupakan aqidah orang Arab sebelum berkembangnya dakwah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Imam Al Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Raja’ Al ‘Atharidi, ia berkata:
كنا نعبد الحجر فإذا وجدنا حجراً هو خير منه ألقيناه وأخذنا الآخر، فإذا لم نجد حجراً جمعنا حثوة من تراب ثم جئنا بالشاة فحلبنا عليه ثم طفنا به
Dahulu kami menyembah batu. Apabila kami mendapatkan batu yg lebih baik, maka kami melemparkannya dan mengambil yg lain. Apabila kami tidak menemukan batu, kami kumpulkan segenggam tanah, lalu kami bawakan seekor kambing kemudian kami peraskan susu untuknya. Lalu kami thawaf dengannya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Rahmat Allah, Terhapusnya Dosa Sepenuh Bumi dengan Tauhid


Di antara keutamaan orang yang mati dan bersih dari syirik adalah jika ia membawa dosa yang begitu banyak, maka itu bisa terhapus atau diampuni karena ketauhidan yang ia miliki. Jadi, syaratnya adalah asalkan ia bersih dari syirik. Inilah yang menunjukkan rahmat Allah bagi setiap hamba-Nya yang bertauhid dan bersih dari syirik.
Dalam hadits qudsi dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman:
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi kemudian engkau tidak berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi itu pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Al Hafizh Abu Thohir)

Makna Hadits

Walau seseorang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia memenuhi syarat -walau terasa berat- yaitu berjumpa Allah dalam keadaan bersih dari dosa syirik, maka ia akan meraih ampunan. Syarat yang dimaksud adalah bersih dari syirik yang banyak atau pun yang sedikit, begitu pula selamat dari syirik yang kecil maupun yang besar.
Seseorang tidak bisa selamat dari syirik tersebut melainkan dengan keselamatan dari yang Allah berikan, yaitu menghadap Allah dalam keadaan hati yang bersih (selamat). Sebagaimana AllahTa’ala berfirman,
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)
(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy Syu’araa’: 88-89).
Syaikh Sulaiman bin ‘Abdullah bin Muhammad At Tamimi berkata, “Hadits di atas  menunjukkan pahala yang besar dari tauhid, juga menunjukkan luasnya karunia Allah. Karena dalam hadits dijanjikan bahwa siapa di antara hamba yang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia mati di atas tauhid, maka ia akan mendapatkan ampunan terhadap dosa sepenuh itu pula.” (Taisir Al ‘Azizil Hamid, 1: 248).
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Mentauhidkan Allah (tidak berbuat syirik, -pen) adalah sebab utama mendapatkan ampunan. Siapa yang tidak mentauhidkan Allah (terjerumus dalam kesyirikan dan tidak bertaubat sampai mati, -pen), maka ia akan luput dari ampunan Allah.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 416)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS