Aku dan seseorang yang seringkali membuatku menangis
Kutulis ini dengan mata yang basah akan air mata.
Sebuah ungkapan dari bilik hatiku yang terdalam untuk
seseorang yang begitu aku cinta, sekalipun aku sadar cintaku tak sebanding
dengan pengorbanannya…
Wahai ibundaku…
Teringat hari-hari yang telah terlewati,
Waktu itu dengan tubuhmu yang dalam keadaan payah dan sakit
engkau masih sempat membuatkan kami sarapan, tetap tersenyum dan berkata “tidak
apa-apa. Nanti juga sembuh nak, belajarlah….”
Sepnjang perjalanan aku terus menangis hingga sampai di
kampuspun aku ingin pulang.
Malamnya…..
Engkau menggigil kedinginan menahan rasa sakitmu, lalu
dengan gigih engkau menolak untuk dibawa ke dokter….
“tidak apa-apa nak, nanti juga sembuh” selalu itu yang kau
ucapkan dan membuatku semakin pilu menahan air mataku….
Ibunda…. Aku tau engkau menahan sakit yang tiada terkira.
Tapi engkau masih sempat bertanya “ apa kalian sudah makan? Cepat makan dulu,
kalian harus makan….”
Duhai ibuku, bagaimana kami bisa makan sementara melihat
engkau dalam keadaan yang semakin payah.
Dan akhirnya aku bersyukur hatimu luluh setelah tangisan
kami memohon dan memaksamu untuk ke dokter.
Wahai ibundaku sayang…..
Ketika opname, Aku ingat, malam itu engkau menggigil lagi
dan aku tak mampu melakukan apapun selain memelukmu untuk menghangatkanmu dan
aku pun menangis lagi,,,,,
Lalu siang itu engkau yang masih terbaring di ranjang rumah
sakit masih sempat meminta untuk
dibawakan kacamata dan al-qur’an untuk kau baca…..
Aku pun menangis lagi…aku sadar betapa lalainya aku.
Sementara engkau yang terbaring sakit masih merindukan al-qur’an, sementara aku ? Yaa Alloh, ampunilah aku…..
Lalu akupun duduk disampingmu sekedar membagi cerita, lalu
aku ingat perkataanmu waktu itu “Nak,
seorang ibu itu slalu mendo’akan kebaikan untuk anaknya, tiap malam ketika
malas untuk bangun qiyamul lail, lalu teringat anak-anaknya maka dia akan
berusaha kuat untuk bangun sekedar untuk medo’akan anak-anaknya agar sukses dan
sehat selalu’’
Allahu akbar….dengan apa lagi aku bisa menutupi cucuran air
mataku ini bunda….Sungguh engkau adalah seorang yang mulia dan dimuliakan oleh
Alloh dan Rasul-Nya…
Bahkan di rumah ketika engkau masih dalam keadaan sakit
waktu itu, engkau mendengar suara batuk dari anak-anakmu maka engkau sibuk
menasehati kami untuk cepat berobat dan pergi priksa ke dokter,
Mendatangi kamar kami dan mengulangi nasehat itu lagi dengan
lembut…
Bundaa , ini hanya batuk biasa, sama sekali takada
apa-apanya dengan sakit yang engkau derita.
Lalu malam ini kau buat aku menangis lagi….
Sentuhan kasih sayangmu selalu ada disaat tubuh ini layu dan
payah…mengantarkan obat dan makanan ke kamar dan merawat ku dengan sepenuh
hati…
Bunda, aku semakin tak mampu menahan air mata ini….aku belum
melakukan apapun yang mampu membuatmu bahagia… tapi engkau tak pernah lelah
mencurahkan semua perhatian dan kasih sayang yang luar biasa pada kami
anak-anakmu….
Ibuku sayang….kau seringkali membuatku menangis karana
cintamu yang begitu tulus padaku sementara aku tak mampu melakukan apapun untuk
membalas cintamu itu….
Yaa Alloh, sayangilah ibuku……