MANFAAT DAN
DAMPAK MENONTON TELEVISI
Disusun Oleh :
Nama : Dian Reviyanti
Nomor : 07
Kelas : XI IPA 4
Pembimbing :
Roro Probo Siwiningsih, S.Pd
SMA NEGERI
KEBAKKRAMAT
TAHUN PELAJARAN
2010/2011
LEMBAR
PENGESAHAN
Karya ilmiah ini telah disahkan
dan di setujui oleh guru pembimbing sebagai tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Guru Pembimbing
Mapel
Bahasa Indonesia
(Roro
Probo Siwiningsih)
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah mengenai
manfaat dan dampak dari menonton televisi.
Karya
ilmiah ini berisi tentang manfaat dan dampak yang ditimbulkan dari menonton
televisi,terutama bagi anak-anak. Karya ilmiah ini juga membahas mengenai
penyebab atau factor yang menyebabkan
anak-anak menjadi gemar menonton televisi, serta cara mengatasi dampak negatif
yang ditimbulkannya.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
karya ilmiah ini, sehingga karya ilmiah ini dapat tersusun dengan
sebaik-baiknya. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, terutama untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan dari menonton
televisi.
Penulis
menyadari bahwa karya ilmiah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun demi perbaikandan kesempurnaan karya ilmiah ini sangat
penulis harapkan.
Terima kasih.
Sragen,
Maret 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman judul …………………………………………………………………………
Lembar pengesahan …………………………………………………………….……..
Kata pengantar ……………………………………………………………………….
Daftar Isi ………………………………………………………..………………….
BAB I. Pendahuluan ………………………………………………………………
A.
Latar belakang masalah ……………………………………………………
B.
Perumusan masalah ………………………………………………………………
C.
Tujuan Penelitian ………………………………………………………………..
D.
Manfaat penelitian ………………………………………………………………….
BAB II. Kajian Teori ……………………………………………………
BAB III. Metode Penelitian ……………………………………………………
BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
………………………………………
BAB V.
Penutup …………………………………………………………
A.
Kesimpulan …………………………………………………………………
B.
Saran …………………………………………………………………………..
Daftar
pustaka …………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan
media elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki
kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang
bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu
menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya ‘ketagihan’ untuk selalu
menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.
Anak dan televisi mempunyai hubungan yang sangat dekat.
Bahkan mungkin bisa jadi hubungan antara anak dengan televisi lebih dekat
dibandingkan dengan interaksi antara anak dengan keluarga atau orangtuanya.
Kehadiran televisi sesungguhnya bagai pisau bermata ganda, memberikan pengetahuan
namun sekaligus berdampak negatif dalam proses perkembangan anak, baik fisik,
psikis, maupun sosial.
Dengan
berbagai acara yang ditayangkan mulai dari infotainment, entertainment, iklan,
sampai pada sinetron-sinetron dan film-film yang berbau kekerasan,televisi telah
mampu membius para pemirsanya terutama anak-anak untuk terus menyaksikan acara
demi acara yang dikemas sedemikian rupa. Tidak jarang sekarang ini banyak
anak-anak lebih suka berlama-lama di depan televisi daripada belajar, atau bahkan
banyak anak yang televisi lupa akan waktu makannya karena televisi. Ini
merupakan suatu masalah yang terjadi di lingkungan kita sekarang, dan perlu
diperhatikan khusus bagi setiap orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas
anaknya.
Sebagian besar tayangan televisi adalah
sinetron dimana terkandung begitu banyak adegan-adegan kekerasan baik fisik
maupun mental, bahkan pada sebuah penelitian dikatakan selama masa sekolah,
anak-anak menyaksikan 87.000 tindakan kekerasan dalam televisi. Dengan demikian
terutama bagi anak-anak yang pada umumnya selalu meniru apa yang mereka lihat,
tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tersebut akan mengikuti acara
televisi yang ia tonton. Dalam karya ilmiah ini akan dibahas lebih banyak
manfaat dan dampak menonton televisi.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
penelitian tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa
manfaat menonton televisi ?
2. Apa
dampak negatif menonton televisi ?
3. Bagaimana
peran orang tua dalam mengatasi dampak negatif menonton televisi terhadap anak
?
4. Apa
yang dapat dilakukan orang tua dalam mencegah munculnya dampak negatif dari
menonton televisi ?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun penulisan karya ilmiah ini bertujuan
sebagai berikut :
1. Mengetahui
manfaat menonton televisi.
2. Mengetahui
dampak negative menonton televisi.
3. Mengetahui
penyebab kebiasaan menonton televisi pada anak.
4. Mendorong
para orang tua untuk mengatasi pengaruh negatif yang muncul dari kebiasaan
menonton televisi pada anak.
5. Mengetahui
cara mengatasi dampak negatif menonton televisi.
D.
Manfaat Penulisan
Karya ilmiah ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi saya sendiri
selaku penulis serta bagi para pembacanya, adapun harapan itu agar karya
ilmiah ini dapat ditujukan kepada setiap orang tua agar lebih berhati-hati
terhadap acara-acara yang disiarkan ditelevisi dan bisa mengantisipasi
dampak-dampak yang bisa ditimbulkan dari acara-acara televisi, serta orang tua
lebih selektif dalam memilih acara-acara televisi yang cocok untuk
perkembangan anaknya dan acara yang mana tidak cocok untuk perkembangan
anaknya. Sehingga fungsi televisi sebagai sarana informatif, edukatif,
rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai atau
pemahaman-pemahaman baik yang lama maupun yang baru, dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Gambaran Umum Tayangan Televisi
1. Pengertian
Televisi
Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie
artinya penglihatan, jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran
gambar-gambar melalui gelombang radio. (Kamus Internasional Populer: 196).
Sedangkan menurut KBBI (2001:919) televisi
adalah pesawat sistem penyiaran gambar objek yang bergerak yang disertai dengan
bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang
mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan
mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang
dapat didengar, digunakan untuk penyiaran pertunjukan, berita, dan sebagainya.
Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah kita jumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat kabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.
Yang dimaksud dengan televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel .Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Dewasa ini televisi dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan melalui satelit. Apa yang kita saksikan pada layar televisi, semuanya merupakan unsur gambar dan suara. Jadi ada dua unsur yang melengkapinya yaitu unsur gambar dan unsur suara. Rekaman suara dengan gambar yang dilakukan di stasiun televisi berubah menjadi getaran-getaran listrik, getaran-getaran listrik ini diberikan pada pemancar, pemancar mengubah getaran getaran-getaran listrik tersebut menjadi gelombang elektromagnetik, gelombang elektromagnetik ini ditangkap oleh satelit. Melalui satelit inilah gelombang elektromagnetik dipancarkan sehingga masyarakat dapat menyaksikan siaran televisi.
Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah kita jumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat kabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.
Yang dimaksud dengan televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel .Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Dewasa ini televisi dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan melalui satelit. Apa yang kita saksikan pada layar televisi, semuanya merupakan unsur gambar dan suara. Jadi ada dua unsur yang melengkapinya yaitu unsur gambar dan unsur suara. Rekaman suara dengan gambar yang dilakukan di stasiun televisi berubah menjadi getaran-getaran listrik, getaran-getaran listrik ini diberikan pada pemancar, pemancar mengubah getaran getaran-getaran listrik tersebut menjadi gelombang elektromagnetik, gelombang elektromagnetik ini ditangkap oleh satelit. Melalui satelit inilah gelombang elektromagnetik dipancarkan sehingga masyarakat dapat menyaksikan siaran televisi.
2. Tujuan
dan Fungsi Televisi
a. Tujuan
Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24 tahun 1997, BAB II pasal 4, bahwa penyiaran bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap mental masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, dan membangun masyarakat adil dan makmur.
Jadi sangat jelas tujuan secara umum adanya televisi di Indonesia sudah diatur dalam undang-undang penyiaran ini. Sedangkan tujuan secara khususnya dimiliki oleh stasiun televisi yang bersangkutan. Dari uraian di atas penulis dapat mengklarifikasikan mengenai tujuan secara umum adanya televisi atau penyiaran di Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan dan mengembangkan mental masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang MahaEsa.
2. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan
3. Mengembangkan masyarakat adil dan makmur
Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24 tahun 1997, BAB II pasal 4, bahwa penyiaran bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap mental masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, dan membangun masyarakat adil dan makmur.
Jadi sangat jelas tujuan secara umum adanya televisi di Indonesia sudah diatur dalam undang-undang penyiaran ini. Sedangkan tujuan secara khususnya dimiliki oleh stasiun televisi yang bersangkutan. Dari uraian di atas penulis dapat mengklarifikasikan mengenai tujuan secara umum adanya televisi atau penyiaran di Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan dan mengembangkan mental masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang MahaEsa.
2. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan
3. Mengembangkan masyarakat adil dan makmur
b.
Fungsi
Pada dasarnya televisi sebagai alat atau media massa elektronik yang dipergunakan oleh pemilik atau pemanfaat untuk memperoleh sejumlah informasi, hiburan, pendidikan dan sebagainya. Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24 tahun 1997, BAB II pasal 5 berbunyi “Penyiaran mempunyai fungsi sebagai media informasi dan penerangan, pendidikan dan hiburan, yang memperkuat ideology, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan.”
Banyak acara yang disajikan oleh stasiun televisi di antaranya, mengenai sajian kebudayaan bangsa Indonesia, sehingga hal ini dapat menarik minat penontonnya untuk lebih mencintai kebudayaan bangsa sendiri, sebagai salah satu warisan bangsa yang perlu dilestarikan.
Dari uraian di atas mengenai fungsi televisi secara umum menurut undang-undang penyiaran, dapat kita deskripsikan bahwa fungsi televisi sangat baik karena memiliki fungsi sebagai berikut:
Sebenarnya televisi memiliki beberapa fungsi, yaitu :
Pada dasarnya televisi sebagai alat atau media massa elektronik yang dipergunakan oleh pemilik atau pemanfaat untuk memperoleh sejumlah informasi, hiburan, pendidikan dan sebagainya. Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24 tahun 1997, BAB II pasal 5 berbunyi “Penyiaran mempunyai fungsi sebagai media informasi dan penerangan, pendidikan dan hiburan, yang memperkuat ideology, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan.”
Banyak acara yang disajikan oleh stasiun televisi di antaranya, mengenai sajian kebudayaan bangsa Indonesia, sehingga hal ini dapat menarik minat penontonnya untuk lebih mencintai kebudayaan bangsa sendiri, sebagai salah satu warisan bangsa yang perlu dilestarikan.
Dari uraian di atas mengenai fungsi televisi secara umum menurut undang-undang penyiaran, dapat kita deskripsikan bahwa fungsi televisi sangat baik karena memiliki fungsi sebagai berikut:
Sebenarnya televisi memiliki beberapa fungsi, yaitu :
a.
Fungsi
rekreatif
Pada dasarnya fungsi televisi adalah
memberikan hiburan yang sehat kepada pemirsanya, karena manusia adalah makhluk
yang membutuhkan hiburan.
b.
Fungsi
edukatif
Selain untuk menghibur, televisi
juga berperan memberikan pengetahuan kepada pemirsanya lewat tayangan yang
ditampilkan.
c.
Fungsi
informatif
Televisi dapat mengerutkan dunia dan
menyebarkan berita sangat cepat. Dengan adanya media televisi manusia
memperoleh kesempatan untuk memperoleh informasi yang lebih baik tentang apa
yang terjadi di daerah lain. Dengan menonton televisi akan menambahkan wawasan.
BAB III
METODE PENELITIAN
1.
Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam karya tulis ini dilakukan dengan teknik
studi pustaka. Penulis mencari bahan-bahan penelitian dari buku referensi dan
internet.
2.
Pengolahan Data
Dalam karya tulis ini data diolah dengan cara menyajikan dan
menganalisis data kemudian diambil kesimpulan. Dalam hal ini, data dari
internet yang berupa pengaruh televisi terhadap perkembangan anak dipilih
sesuai dengan kebutuhan. Setelah itu, data-data yang dapat digunakan dianalisis
berdasarkan teori-teori yang ada, kemudian ditarik suatu kesimpulan.
3.
Analisis dan Sintesis
Analisis data dalam karya tulis ini dilakukan dengan cara menguji,
menyesuaikan dan mengkategorikan data dengan teori yang ada dalam telaah
pustaka. Dalam hal ini fase-fase perkembangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak dikaitkan dengan media televisi. Setelah semua
terkategori dengan baik atau terkumpul dengan baik, maka ditarik suatu simpulan
dan dijadikan alternatif pemecahan masalah.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Manfaat Televisi
Seperti yang telah penulis bahas di BAB II
mengenai fungsi televisi, sebenarnya televisi mempunyai fungsi dan manfaat yang
baik apabila dalam penggunaannya pun baik. Baik anak-anak yang gemar menonton
televisi dan orang tua sebagian besar menyadari bahwa pengaruh positif yang
paling menonjol dari menonton televisi adalah sebagai salah satu media belajar
anak dan sebagai sumber informasi yang dapat membantu anak untuk mengenal dunia
luar lebih luas.
1. Sebagai
salah satu media belajar anak
Televisi bisa menjadi salah satu media belajar anak apabila tayangan
yang ditonton merupakan tayangan yang bersifat edukatif. Acara kuis, program
bimbingan rohani, talk show pendidikan atau bidang pengetahuan lain sangat
berguna bagi anak-anak. Bagi sebagian anak yang memiliki pola belajar audio
visual, menonton televisi bisa dijadikan sebagai alternatif pembelajaran.
Tentunya program televisi itu haruslah benar-benar mendidik dan tidak ada unsur
–unsur di dalamnya yang dapat merugikan pemirsa.
2. Sebagai
sumber informasi untuk mengenal dunia luar
Selain sebagai media pembelajaran, televisi juga berpengaruh positif
sebagai sumber informasi bagi anak untuk mengenal dunia luar lebih luas. Sebenarnya fungsi ini tidak terlalu jauh
berbeda dengan fungsi televisi sebagai media pembelajaran. Sumber informasi
disini juga dapat diartikan dengan informasi informasi yang didapat dari
menyaksikan tayangan televisi yang bersifat mendidik dan informative.
Televisi dapat mengerutkan dunia dan
menyebarkan berita sangat cepat. Dengan adanya media televisi manusia
memperoleh kesempatan untuk memperoleh informasi yang lebih baik tentang apa
yang terjadi di daerah lain.
3. Televisi
mempunyai kecepatan dan keakuratan dalam menyajikan berita, melebihi media
massa lainnya seperti surat kabar dan radio. Televisi juga mampu menyuguhkan
beragam tayangan hiburan, yang dapat menghilangkan stress karena banyaknya masalah
kehidupan.
B.
Pengaruh Negatif Televisi
Selain pengaruh positif, pengaruh negatif
dari menonton televisi juga tidak kalah banyak. Perbandingan antara pengaruh
positif dan pengaruh negatif yang dirasakan oleh koresponden sekitar … : … .
Pengaruh negatif dari menonton televisi sangat banyak jenisnya baik di lihat
dari segi akhlak dan perilaku mauapun jika dilihat dari segi lain seperti dari
segi kesehatan.
1.
Mendorong anak menjadi konsumtif.
2.
Mengurangi semangat belajar
Bahasa televisi simpel, memikat, dan
membuat ketagihan sehingga sangat
mungkin anak menjadi malas belajar. Anak-anak yang terbiasa menghabiskan waktu
nya dengan menonton televisi akan sangat sulit saat diajak beralih untuk
belajar.
3.
Merenggangkan
hubungan antar anggota keluarga.
Kebanyakan anak kita menonton TV
lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga
biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. Yang lebih memprihatinkan
adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di
ruangan rumah yang berbeda.
4.
Menonjolkan perilaku imitative.
Dwyer menyimpulkan, sebagai media audio visual, TV mampu merebut 94%
saluran masuknya pesan – pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat
mata dan telinga. TV mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari
apa yang mereka lihat dan dengar dilayar televisi walaupun hanya sekali
ditayangkan. Atau secara umum orang akan ingat 85% dari apa yang mereka lihat
di TV setelah 3 jam kemudian dan 65% setelah 3 hari kemudian. Dengan demikian
terutama bagi anak-anak yang pada umumnya selalu meniru apa yang mereka lihat,
tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tesebut akan mengikuti acara
televisi yang ia tonton.
5.
Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan).
Kita biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan
6.
Memperbesar kemungkinan terjangkit penyakit rabun .
Seperti kita ketahui bahwa
sebagian besar anak tidak mau beranjak dari depan televisi apabila ia sudah
jatuh hati dengan acara yang disiarkan. Selain itu, jarak pandang mereka dengan
televisi juga biasanya tidak sesuai dengan jarak pandang yang baik. Hal ini
tentu saja terjadi berulang- ulang dan terus-menerus apabila si anak telah
menjadikan kegiatan menonton televisi sebagai kebiasaan, kondisi mata yang
sehat menjadi harus menggunakan kacamata setelah terbiasa menonton televisi
setiap hari. Hal ini tentu saja dikarenakan oleh factor jarak pandang yang
tidak sesuai dan radiasi dari televisi
itu sendiri yang bisa menyebabkan penyakit mata seperti rabun jauh ataupun
rabun dekat.
C.
Penyebab timbulnya kebiasaan menonton televisi
1. Faktor
Internal
Timbulnya kebiasaan menonton televisi sebenarnya bisa saja datang dari
dalam anak itu sendiri. Iseng dan rasa ingin tahu sebenarnya saling berkaitan
erat dalam penyebab timbulnya kebiasaan menonton televisi pada anak. Rasa ingin
tahu yang besar yang memang lazim terdapat pada anak-anak mendorong mereka
untuk melihat dan menyaksikan apa yang ada dalam acara-acara televisi yang di
siarkan. Mereka penasaran mengenai tokoh ataupun cerita yang ada di dalamnya.
2. Faktor
Eksternal
Selain faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, tentu saja
faktor yang berasal dari luar atau eksternal juga berpengaruh dalam pembentukan
kebiasaan.Faktor eksternal yang cukup berpengaruh diantaranya adalah kebiasaan
orang tua, teman, waktu luang dan acara televisi yang ditayangkan.
Faktor teman juga membentuk kebiasaan
tidak jauh berbeda dengan faktor sebelumnya yaitu orang tua. Teman seringkali
mempengaruhi anak untuk menonton televisi dengan mensugestikan acara-acara yang
menurut teman tersebut tergolong acara yang menarik. Untuk anak usia dini
mereka juga masih sering saling mengajak satu sama lain untuk menonton televisi
bersama-sama sepulang sekolah.
- Cara Mengatasi Dampak Negatif Menonton Telavisi Pada Anak
1.
Pengontrolan
waktu menonton televisi yang tepat
Orang tua baiknya memberi kesepakatan
dengan jadwal kepada anak tentang mana acara yang boleh ditonton atau tidak,
kapan boleh menonton, waktu beribadah, waktu belajar, waktu tidur, bahkan waktu
membantu orang tua di rumah dan berikan sanksi bila melanggar.
2. Pemilihan kegiatan alternatif lain
yang baik untuk anak
Orang
tua dapat mengajak anak untuk melekukan banyak aktivitas lain selain hanya
menonton televisi. Orangtua dapat mengajak anak keluar rumah untuk menikmati
alam dan lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang lain. Orang tua
juga dapat memperkenalkan dan mengajarkannya suatu hobi baru.
Kegiatan alternatif
tersebut antara lain :
1)
Pergi ke perpustakaan atau ke toko buku
terdekat
2)
Bercocok tanam
3)
Jalan-jalan
4)
Mendengarkan radio atau membaca koran
5)
Berolahraga
6)
Bakti sosial
7)
Mengikuti Kursus.
8)
Mengerjakan keterampilan tangan
9)
Kunjungan ke kebun binatang atau museum
3. Pembinaan
hubungan komunikasi yang baik antara anak dan orang tua di rumah
Tayangan
televisi yang dilihatnya setiap saat masuk ke dalam otaknya. Bagi anak yang
berasal dari mutu kehidupan keluarganya baik, semua yang ia lihat di layar
televisi dapat disaring melalui suasana keluarga yang harmonis, dimana orang
tuanya bisa menjadi panutan. Komunikasi dan contoh orang tua dalam perilaku
sehari-hari membuat benteng yang kokoh dalam membendung semua pengaruh buruk di
layar televise
4.
Pengawasan tayangan televisi yang baik
untuk anak
Orang tua harus dapat memilih acara yang
sesuai dengan usia anak. Jangan biarkan anak menonton acara yang tidak sesuai
dengan usianya. Walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak, perhatikan dan
analisa apakah sesuai dengan anak-anak. Maksudnya tidak ada unsur kekerasan
atau hal lain yang tidak sesuai dengan usia mereka.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan kajian sebagaimana telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan,
diantaranya :
1. Kebiasaan
menonton televisi merupakan kebiasaan yang dapat ditimbulkan oleh beberapa
faktor antara lain faktor internal meliputi rasa ingin tahu dan iseng, serta
faktor eksternal meliputi orang tua, teman dan acara televisi itu sendiri.
2.
Disamping
memberikan dampak positif, televisi juga dapat memberikan dampak negatif bagi
pemirsannya khususnya anak-anak. Bahkan apabila dikaji lebih jauh, dampak
negatifnya jauh lebih besar dibandingan dampak positifnya. Dampak negatif
tersebut antara lain , mendorong anak menjadi berperilaku konsumtif, mengurangi
semangat belajar, merenggangkan hubungan antara anak dengan orang tua dan
menonjolkan peilaku imitatif.
3. Dampak positif menonton televisi antara lain : Sebagai
salah satu media belajar anak, Sebagai sumber informasi untuk mengenal dunia
luar, Televisi mempunyai kecepatan dan keakuratan dalam menyajikan berita,
melebihi media massa lainnya seperti surat kabar dan radio.
4. Orang
tua memiliki tanggung jawab untuk mengawasi tayangan dan jam menonton televisi
yang baik untuk anak, memilihkan kegiatan alternatif untuk anak selain menonton
televisi dan membina hubungan komunikasi yang baik antara anak dan orang tua di
rumah.
B.
Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan
berdasarkan uraian diatas yaitu :
1.
Setiap Orangtua harus bisa mengontrol tontonan
anaknya. Disamping itu orang tua juga harus bisa menjadi kontrol bagi pihak penyiar
televisi untuk memberikan saran ataupun kritikan bahkan menentang acara
televisi yang bisa berdampak negatif bagi pemirsannya.
2.
Bagi Pemerintah harus melakukan penyaringan
terhadap setiap acara televisi, serta harus adanya standarisasi film yang layang
untuk di tayangkan atau tidak layak.
3.
Bagi pihak yang berwajib hendaknya menggiatkan
peraturan yang telah ada dalam melindungi anak – anak dari kekeliruan dan
kesalahan persepsi tentang tayangan yang tidak sesuai mereka tonton
4.
Bagi pihak penyiar televisi, seharusnya tidak hanya
mementingkan keuntungan tetapi harus mempertimbngkan dampaka dari acra
tersebut. Pihak penyiar juga harus mengatur acara televisi agar fungsi dari
televisi sebagai sarana informatif, edukatif, rekreatif dan sebagai sarana
mensosialisasikan nilai-nilai atau pemahaman-pemahaman baik yang lama maupun
yang baru, dapat berjalan sebagaimana fungsinya.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar
Syukron^^